Media
memiliki posisi sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran, yaitu alat
bantu mengajar bagi guru. Sebagai alat bantu dalam mengajar, media diharapkan
dapat memberikan pengalaman kongkret, motivasi belajar, mempertinggi daya serap
dan retensi belajar siswa. Dengan kemajuan teknologi di berbagai bidang,
misalnya dalam teknologi komunikasi dan informasi pada saat ini, media
pembelajaran memiliki posisi sentral dalam proses belajar dan bukan semata-mata
sebagai alat bantu. Media adalah bagian integral dari proses belajar mengajar.
Dalam posisi seperti ini, penggunaan media pembelajaran dikaitkan dengan
apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media, yang mungkin tidak mampu
dilakukan oleh guru atau mungkin guru kurang efisien melakukannya. Dengan kata
lain, bahwa posisi guru sebagai fasilitator dan media memiliki posisi sebagai
sumber belajar yang menyangkut keseluruhan lingkungan di sekitar pembelajar.
Sebelum media itu digunakan, media harus kita
pilih secara cermat. Tentunya dalam memilih media yang tepat untuk tujuan
pembelajaran bukanlah hal yang mudah karena harus mempertimbangkan banyak
faktor. Dalam pemilihan media, seorang guru harus menyandarkan kepada hasil
analisis yang tajam terhadap berbagai faktor seperti tujuan, peserta didik,
metode pembelajaran, dan kemampuan teknologi yang tersedia.
Tujuan dari pemilihan media adalah agar media
yang digunakan tepat sasaran dan sesuai dengan keperluan, sehingga memungkinkan
terjadinya interaksi yang baik antara peserta didik dengan media yang
digunakan.
Anderson
mengemukakan ada dua pendekatan/model dalam proses pemilihan media pembelajan,
yaitu:
a.
Pemilihan tertutup,
Pemilihan
tertutup terjadi apabila alternatif media telah ditentukan “dari atas”
(misalnya oleh Dinas Pendidikan), sehingga mau tidak mau jenis media itulah
yang harus dipakai. Kalaupun kita harus memilih,
maka yang kita lakukan lebih banyak ke arah pemilihan topik/pokok bahasan
mana yang cocok untuk dimediakan pada jenis media tertentu. Misalnya saja,
telah ditetapkan bahwa media yang digunakan adalah media
audio. Dalam situasi demikian, bukanlah mempertanyakan mengapa media audio yang
digunakan, dan bukan media lain? Jadi yang harus kita lakukan adalah
memilih topik-topik apa saja yang tepat untuk disajikan melalui media
audio.
b. Pemilihan
terbuka.
Model
pemilihan terbuka merupakan kebalikan dari pemilihan tertutup. Artinya, kita
masih bebas memilih jenis media apa saja yang sesuai dengan kebutuhan kita.
Alternatif media masih terbuka luas. Proses pemilihan terbuka lebih luwes
sifatnya karena benar-benar kita sesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi yang
ada. Namun proses pemilihan terbuka ini menuntut kemampuan dan
keterampilan guru untuk melakukan proses pemilihan. Seorang guru terkadang
bisa melakukan pemilihan media dengan mengkombinasikan antara pemilihan terbuka
dengan pemilihan tertutup.
Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Ada beberapa kriteria
yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media. Namun demikian secara teoritik
bahwa setiap media memiliki kelebihan dan
kelemahan yang akan memberikan pengaruh kepada efektifitas program pembelajaran. Sejalan dengan hal ini, pendekatan yang ditempuh adalah mengkaji media
sebagai bagian integral dalam proses pembelajaran yang kajiannya akan sangat
dipengaruhi beberapa kriteria sebagai berikut:
a. Kesesuaian
dengan tujuan,
Perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media
harus sesuai dengan tujuan pembelajaran, dan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Kesesuaian
dengan materi pembelajaran
Bahan atau materi apa yang akan diajarkan pada
program pembelajaran tersebut. Bahan atau materi tersebut, sampai sejauh mana
kedalaman yang harus dicapai, dengan demikian dapat dipertimbangkan media apa
yang cocok atau sesuai untuk menyampaikan bahan tersebut kepada peserta didik.
c. Kesesuaian
dengan karakteristik pembelajar atau siswa
Dalam hal ini media haruslah familiar dengan
karakteristik siswa/guru. Karakteristik siswa dilihat dari segi kuantitatif
ataupun kualitatif terhadap media yang akan digunakan. Artinya ada media yang
cocok untuk sekelompok siswa, namun tidak cocok dengan siswa lainnya. Misalnya
ada siswa yang memiliki kekurangan pada salah satu alat inderanya, maka guru
tidak akan memilih media yang tidak bisa diserap oleh indera peserta didiknya.
Selain itu, dipertimbangkan juga aspek kemampuan awal siswa, budaya maupun
kebiasaan siswa. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari respon negatif
siswa, kesenjangan pemahaman antara pemahaman peserta didik sebagai hasil
belajarnya dengan isi materi yang terdapat pada media tersebut.
d. Kesesuaian
dengan teori
Media yang dipilih bukan karena fanatisme guru
terhadap suatu media yang dianggap paling disukai dan paling bagus, namun
didasarkan atas teori yang diangkat dari penelitian dan riset sehingga teruji
validitasnya. Media yang dipilih harus menunjukkan efisiensi dan efektivitas
pembelajaran.
e. Kesesuaian
dengan gaya belajar siswa
Siswa yang belajar dipengaruhi oleh gaya
belajar, oleh karenanya pemilihan media harus didasarkan pada kondisi
psikologis siswa. Menurut Bobbi DePorter, terdapat tiga gaya belajar siswa; pertama,
tipe visual. Siswa yang memiliki tipe visual akan mudah memahami materi jika
media yang digunakan adalah media visual seperti TV, Video, Gafis dan
lain-lain, kedua, tipe auditif. Siswa tipe ini lebih menyukai cara
belajar dengan mendengarkan dibanding menulis dan melihat tayangan, ketiga,
tipe kinestetik. Siswa pada tipe ini lebih suka melakukan dibandingkan membaca
dan mendengarkan.
Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran
Arif
S Sadiman dkk, mengemukakan bahwa
ada tiga model yang dapat dijadikan prosedur dalam pemilihan media yang akan
digunakan, yakni:
a.
Model flowchart, model ini
menggunakan sistem pengguguran (eliminasi)
dalam pengambilan keputusan pemilihan.
b.
Model matriks, berupa
penangguhan proses pengambilan keputusan pemilihan sampai seluruh kriteria
pemilihannya diidentifikasi.
c.
Model checklist, yang
menangguhkan keputusan pemilihan sampai semua kriterianya dipertimbangkan.
Di
antara model-model pemilihan media tersebut, yang lebih popular digunakan dalam
media jadi (media by utilization)
adalah model checklist. Untuk model matriks lebih sesuai
digunakan dalam menentukan media rancangan (media by design).
Sedangkan model flowchart dapat
digunakan baik untuk menggambarkan proses pemilihan media jadi maupun media
rancangan.
Contoh
model flowchart adalah, seorang guru ingin menyampaikan bahan ajar dengan
menggunakan media audiovisual misalnya, maka langkah yang harus dilakukan guru
tersebut adalah mengimpormasikan kepada pimpinan sekolah apakah alat pendukung
untuk itu sudah tersedia atau belum, apabila sudah tersedia maka pihak sekolah
tidak perlu lagi membelinya.
Contoh
model matriks adalah, dalam pemilihan media langkah pertama yang dilakukan guru
adalah menganalisis kesesuaian media dengan pengendaliannya. Variabel yang
termasuk pengendalian diantaranya adalah portabel. Artinya media tersebut mudah
untuk dipindahkan, disimpan, di bawa-bawa dengan kata lain media tersebut
praktis untuk digunakan. Alternatif media model ini adalah slide, film strip,
audio kaset, dan buku.
Di
samping pendapat Sadiman di atas, Rayandra Asyhar mengemukakan bahwa apabila
media yang tersedia cukup beragam dan jumlahnya banyak, maka para pengguna
dalam hal ini guru harus memilih jenis dan format terlebih dahulu.
Hal ini dilakukan untuk menghindari
ketidaksesuaian media pembelajaran, maka pemilihan media haruslah melalui
prosedur yang sistematik dan terencana. Secara umum menurutnya, langkah-langkah
prosedur pemilihan media untuk pembelajaran adalah dimulai dengan menganalisis
kebutuhan. Analisis kebutuhan ini didasarkan pada faktor-faktor yang menjadi
dasar pemilihan media, yaitu meliputi telaah terhadap karakteristik peserta
didik, kompetensi yang diharapkan, dan karakteristik materi ajar. Di samping
itu, ketersediaan media, keterbatasan sumberdaya, fasilitas sekolah, biaya,
waktu dan lain-lain. Dari hasil analisis kebutuhan tersebut akan diketahui
kira-kira jenis media apa yang diperlukan. Langkah berikutnya adalah menetapkan
pilihan media yang akan digunakan dalam pembelajaran.
Dari beberapa langkah prosedur pemilihan media
pembelajaran yang telah dikemukakan oleh Rayandra Asyhar, dapat dipahami bahwa
prosedur pemilihan media pembelajaran dimulai dengan menganalisis kebutuhan,
dari sini akan diketahui langkah yang harus ditempuh selanjutnya, yaitu mengidentifikasi
karakteristik peserta didik yang meliputi kemampuan awal, jenis kelamin,
budaya, kebiasaan, dan sebagainya. Langkah berikutnya adalah menelaah tujuan
pembelajaran, artinya media harus mendorong tercapainya kompetensi yang
diinginkan. Kemudian mengkaji karakteristik bahan ajar, artinya media
yang dipilih harus sesuai dan cocok dengan bahan ajar yang telah dirancang oleh
guru. Sehingga pembelajaran akan lebih menarik, lingkungan belajar lebih
dinamis dan akan menghasilkan pembelajaran yang efektif.
Setelah karakteristik peserta didik
diidentifikasi, kemudian menelaah tujuan pembelajaran serta mengkaji
karakteristik bahan ajar, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan pilihan
media apa yang cocok dan sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh guru.
Craig N. Locatis & Francis D. Atkinson,
mengemukakan pendapat terkait dengan menetapkan pilihan media yaitu: “when
selecting the most appropriate media for instructional purposes, three
alternatives are available: adopt, adapt, or produce”.
Dari pendapat Craig dan Francis di atas,
dipahami bahwa ada tiga alternatif yang diajukannya dalam memutuskan atau
menetapkan pilihan media pembelajaran. Yaitu mengadopsi media-media yang sudah
ada (jadi), mengadaptasi media-media yang sudah ada dengan cara merubah cerita
atau narasi yang sesuai dengan alur cerita yang ada di pita kaset rekaman, dan
memproduksi media baru. Namun ia menekankan bahwa lebih baik mengadaptasi media
jadi tersebut daripada mengadopsinya.
Klasifikasi Media
Dari beberapa penjelasan mengenai pemilihan
media pembelajaran di atas, perlu diketahui klasifikasi media yang dapat
digunakan dalam pembelajaran. Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya.
a. Dilihat
dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam tiga hal:
1)
Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja,
atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio, dan reakaman suara.
2) Media
visual, yaitu
media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Yang
termasuk ke dalam media ini adalah film slide, foto, transparansi,
lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang bisa dicetak seperti media
grafis dan lain sebagainya.
3) Media audiovisual,
yaitu
jenis media yang selain menggunakan unsur suara juga mengandung unsur gambar
yang biasa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide
suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih
menarik, sebab mengandung kedua unsur media yang pertama dan kedua.
- Dilihat dari kemampuan
jangkauannya, media dapat pula dibagi ke dalam :
1)
Media yang memiliki liput yang luas dan
serentak seperti radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari
hal-hal atau kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus menggunakan
ruangan khusus.
2)
Media yang mempunyai daya liput yang terbatas
oleh ruang dan waktu seperti film slide, film, video, dan lain
sebagainya.
- Dilihat dari cara atau
teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam:
1) Media yang diproyeksikan seperti film, slide,
film strip, transparansi, dan lain sebagainya, jenis media yang demikian
memerlukan alat proyeksi khusus seperti film projector untuk
memproyeksikan film, slide projector untuk memproyeksikan film slide,
operhead projector (OHP) untuk memproyeksikan transparansi. Tanpa dukungan
alat proyeksi semacam ini, maka media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa.
2)
Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar,
photo, lukisan, radio, dan lainnya.
Menurut Anderson dalam Arif S. Sadiman, media
dapat diklasifikasikan ke dalam sepuluh kelompok, yaitu: 1) media audio, 2)
media cetak, 3) media cetak bersuara, 4) media proyeksi (visual) diam, 5) media
proyeksi dengan suara, 6) media visual gerak, 7) media audio visual gerak, 8)
objek, 9) sumber manusia dan lingkungan, 10) dan media komputer.
Sekian banyak jenis media yang dikemukakan di
atas, bagaimana guru menentukan pilihan medianya tergantung materi ajar yang
dipersiapkan oleh guru, apakah media tersebut sesuai dengan karakteristik
materi, peserta didik, dan sebagainya seperti yang disebutkan di atas. Yang
paling penting diingat oleh guru apakah media yang dipilih tersebut dapat
mencapai tujuan pembelajaran atau tidak.
DAFTAR BACAAN