5.
Berakhlak
mulia
Allah
swt menggambar kepribadian mukmin dengan berakhlak sebagaimana akhlak
rasulullah Muhammad saw, seperti disebutkan dalam alquran surah al-Ahdzab ayat
21:
Artinya :
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan Dia banyak menyebut Allah.
Dalam Hadis Nabi saw disebutkan bahwa sesungguhnya Nabi
Muhammad diutus untuk menyempurnakan atau memperbaiki prilaku, moral atau
akhlak manusia, sebagaimana dalam riwayat Baihaqi berikut:
ِإنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ
الْأَخْلاَقِ (رواه البيهقى)
6.
Mengendalikan
emosi dan perasaan, diantaranya mencintai Allah swt, takut akan azab Allah,
berharap akan rahmat Allah, mencintai orang lain dan senang berbuat baik kepada
mereka, tidak bertindak zolim terhadap orang lain, tidak hasad kepada orang
lain, mencela diri dan merasa menyesal manakala berbuat dosa, dan bergetar
hatinya bila mendengar kalimah Allah.
Ayat Alquran yang
menggambarkan salah satu ciri di atas adalah surah al-Anfal ayat 2 :
Artinya : Sesungguhnya
orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah
hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka
(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.
Hadis
Nabi saw yang menggambarkan kepribadian mencintai orang lain seperti ia
mencintai dirinya sendiri seperti yang diriwayatkan oleh Abi ‘Iwanah berikut:
لاَيُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتىَّ يُحِبَّ
لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
7. Senantiasa bertafakkur atas ciptaan
Allah, menuntut ilmu pengetahuan, tidak prasangka dan mengabaikan kebenaran.
Salah satu ayat alquran yang
menggambarkan tentang menuntut ilmu adalah surah at-Taubah ayat 122 berikut:
Artinya : Tidak
sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak
pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya
apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga
dirinya.
Kemudian Rasulullah
saw memberikan bimbingan kepada orang-orang beriman agar menjauhi buruk sangka,
karena buruk sangka itu dapat memecahkan hubungan tali silaturahmi, sebagaimana
Hadis Nabi saw riwayat Bukhari berikut:
إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ
فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ وَلَا تَحَسَّسُوا وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَحَاسَدُوا
وَلَا تَدَابَرُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا (رَوَاهُ الْبُخَارِي)
8.
Hidup praktis dan profesional, seperti ikhlas dalam
bekerja dan menuntaskan pekerjaan, berusaha dengan tekun dan sungguh-sungguh
dalam mencari rezeki.
Alquran menggambarkan dalam surah al-Insyirah ayat 7
tentang bersungguh-sungguh dalam pekerjaan, dan bila telah tuntas suatu
pekerjaan maka kerjakanlah urusan yang lain :
Artinya : Maka
apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain.
Dalam Hadis Nabi saw, dijelaskan tentang
orang-orang mukmin yang ikhlas dalam mengerjakan sesuatu sebagaimana dalam
hadis diriwayatkan Bukhari dan Muslim:
لَوْ أَنَّ
اَحَدَكُمْ يَعْمَلُ فِى صَخْرَةٍ صَمَاءَ لَيْسَ لَهَا بَابٌ وَلَا كَوَةٌ
لَخَرَجَ عَمَلُهَ كَائِنًا مَاكَانَ (رواه البخارى و مسلم)
Artinya : seandainya ada seseorang diantara kamu sekalian
melakukan suatu amal perbuatan di dalam gua yang tiada pintu dan lobangnya,
maka amal itu tetap akan bisa keluar (tetap dicatat di sisi Allah swt) sampai
kapanpun. (HR. Bukhari Muslim)
9.
Menjaga kesehatan, kekuatan fisik, dan bersih
Dalam Hadis Nabi
dijelaskan tentang orang mukmin yang kuat adalah lebih baik dan lebih dicintai
oleh Allah dari pada mukmin yang lemah, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu
Majah:
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ
خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ
Beberapa ciri
kepribadian mukmin yang digambarkan alquran dan hadis di atas, merupakan
gambaran manusia paripurna dalam kehidupan ini, dalam batas-batas yang mungkin
dicapai oleh seluruh ummat manusia. Oleh karenanya selaku muslim dan mukmin
hendaklah sedapat mungkin berupaya mencapai ciri kepribadian tersebut dan
mewujudkannya secara nyata dalam kehidupan.
Bagaimana cara
memelihara kepribadian mukmin seperti di sebutkan di atas setelah kepribadian
itu dicapai, sementara orang mukmin juga tidak luput dari kesalahan dan
perbuatan dosa. Alternatifnya adalah dengan segera menyadari dan mengakui
kesalahannya seraya memohon ampunan dari Allah swt atas kesalahan yang
diperbuatnya. Sebagaimana disebutkan dalam alquran surah an-Nisa ayat 110:
Artinya : dan
Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan Menganiaya dirinya, kemudian ia mohon
ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
sekian dulu artikel dari saya, semoga bermanfaat ya...
0 komentar:
Posting Komentar